Berita Terbaru

Sabtu, 24 Januari 2015

Sejarah Maulid Habsy

Simthud-Durar fi akhbar Mawlid Khairil Basyar min akhlaqi wa awshaafi wa siyar” atau singkatannya “Simthud-Durar” adalah karangan mawlid Junjungan yang disusun oleh Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi (1259 – 1333H / 1839 – 1913M). Mawlid yang juga terkenal dengan panggilan “Mawlid Habsyi” ini telah diimla’kan oleh Habib Ali tatkala beliau berusia 68 tahun dalam beberapa majlis bermula pada hari Khamis 26 Shafar al-khair 1327 dan disempurnakan 10 Rabi`ul Awwal tahun tersebut dan dibacakan secara rasminya di rumah murid beliau Habib ‘Umar bin Hamid as-Saqqaf pada malam Sabtu tanggal 12 Rabi`ul Awwal.

Habib Thoha bin Hasan bin Abdur Rahman as-Saqqaf dalam “Fuyudhotul Bahril Maliy” menukil kata-kata Habib ‘Ali berhubung karangannya tersebut seperti berikut:-

” Jika seseorang menjadikan kitab mawlidku ini sebagai salah satu wiridnya atau menghafalnya, maka sir Junjungan al-Habib s.a.w. akan nampak pada dirinya. Aku mengarangnya dan mengimla`kannya, namun setiap kali kitab itu dibacakan kepadaku, dibukakan bagiku pintu untuk berhubungan dengan Junjungan Nabi SAW…..”
Habib Novel bin Muhammad al-‘Aydrus menceritakan bahawa antara keistimewaan “Simthud Durar” ialah seseorang yang mempelajarinya akan cepat menghafal al-Quran. Perkara ini beberapa kali berlaku pada murid-murid yang diasuh oleh Habib Husain Mulakhela, di mana sebelum menghafal al-Quran mereka disuruh membaca dan menghafal “Simthud Durar” dan ternyata hasilnya murid-murid tersebut lebih cepat menghafal al-Quran. Habib Husain Mulakhela sendiri mengalami hal sedemikian. Ketika diawal menuntut ilmu bahasa ‘Arab, gurunya, Habib Hadi Jawas telah menyuruhnya untuk terlebih dahulu mempelajari “Simthud Durar”. Setelah dipelajari dengan tekun, barulah diketahuinya bahawa “Simthud-Durar” menghimpun semua wazan / pola kata / tata kata dalam bahasa ‘Arab, sehingga dia menjadi mudah untuk menguasai ilmu nahu dan sharaf.

Setelah 100 tahun karangan mawlid ini beredar, kemasyhurannya tetap bersinar cemerlang dengan dijadikan bahan bacaan dan wiridan ramai pencinta Junjungan s.a.w. Mudah-mudahan ianya terus hidup subur dan keberkatannya dilimpahkan kepada segala yang mengaku umat Junjungan SAW.
Allahumma sholli wa sallim
asyrafas shoolati wat taslim
‘ala Sayyidina wa Nabiyiina
Muhammadi-nir Ra-ufir Rahim.
Allahumma sholli wa sallim wa baarik
‘alaihi wa ‘ala aaalih.



Selanjutnya ...

Kisah turunnya Kitab Maulid Simtud Durror (Maulid Habsyi)

Bulan maulid telah datang bulan rabiul awal… bulan penuh cinta Habibuna Muhammad SAW… mari kita rayakankelahiran beliau. gemakan sholawat dlm hati kita, ramaikan masjid dengan indahnya sholawat kepada Rosulullah.
dalam maulid nabi biasanya para muhibbin mereka mengenang sjarah rosulullah dan bersholawat dengan membaca Simtud DUrror atau maulid diba… mungkin beberapa ada yg belum tau apa itu maulid simtud Durror dan gimana sejarahnya. dibawah ini adalah kisah turunnya Kitab Maulid Simtud Durror karangan Al Habib Ali Al Habsyi dikutip dari buku biograf Habib Ali Al Habsyi 
Allahumma Shalli `Alaa Sayyidina Muhammad wa Aalihi Washahbihi Wasallim.
Mawlid Simtud Durar merupakan kitab maulid yang cukup agung yang dibaca oleh umat muslim di seluruh dunia khususnya yang dibawa dari bani alawy yaitu para habaib yang berdakwah menyebar keseluruh dunia.
Banyak keistimewaan dan keberkahan dalam Mawlid ini.
Berikut dikisahkan dari buku biografi Habib Ali Al Habsy tentang penulisan kitab mulia ini.
Ketika usia Habib ‘Ali menginjak 68 tahun, ia menulis kitab maulid yang diberinya nama Simtud Durar.
Pada hari Kamis 26 Shafar 1327 H, Habib ‘All mendiktekan paragraf awal dari Maulid Simtud Durar setelah memulainya dengan bacaan basmalah. Ia kemudian memerintahkan agar tulisan itu dibacakan kepada beliau. Setelah pendahuluan yang berupa khutbah itu dibacakan, beliau berkata, “Insya Allah aku akan segera menyempurnakannya. Sudah sejak lama aku berkeinginan untuk menyusun kisah maulid. Sampai suatu hari anakku Muhammad datang menemuiku dengan membawa pena dan kertas, kemudian berkata kepadaku, ‘mulailah sekarang.’ Aku pun lalu memulai-nya.”
Kemudian dalam majelis lain beliau mendiktekan maulidnya:
Pada hari Selasa, awal Rabi’ul Awwal 1327 H, ia memerintahkan agar maulid yang telah beliau tulis dibaca. Beliau membukanya dengan Fatihah yang agung. Kemudian pada malam Rabu, 9 Rabi’ul Awwal, beliau mulai membaca maulidnya di rumah beliau setelah maulid itu disempurnakan. Beliau berkata, “Maulid ini sangat menyentuh hati, karena baru saja
selesai diciptakan.”
Pada hari Kamis, 10 Rabi’ul Awwal beliau menyempurnakan-nya lagi. Pada malam Sabtu, 12 Rabi’ul Awwal 1327 H, ia membaca maulid tersebut di rumah muridnya, Sayyid ‘Umar bin Hamid as-Saggaf. Sejak hari itu Habib ‘Ali kemudian membaca maulidnya sendiri: Simtud Durar. Sebelumnya ia selalu membaca maulid ad-Diba’i.
Maulid Simtud Durar yang agung ini kemudian mulai tersebar luas di Seiwun, juga di seluruh Hadhramaut dan tempat-tempat lain yang jauh. Maulid ini juga sampai ke Haramain yang mulia, Indonesia, Afrika, Dhafar dan Yaman. Disebutkan bahwa maulid Simtud Durar pertama kali dibaca di rumah Habib ‘Ali, kemudian di rumah muridnya, Habib ‘Umar bin Hamid. Para sahabat beliau kemudian meminta agar Habib ‘All membaca maulid itu di rumah-rumah mereka. Ia berkata kepada mereka, “Selama bulan ini, setiap hari aku akan membaca Maulid Simtud Durar di rumah kalian secara bergantian.
Tanggal 27 Sya’ban 1327 H, Sayyid Hamid bin ‘Alwi Al-Bar akan pergi ke Madinah Al-Munawwarah membawa satu naskah maulid Simtud Durar yang akan dibacanya di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu (alaihi wa sallam akan merasa sangat senang.
Habib Ali RA berkata:
Dakwahku akan tersebar ke seluruh wujud. Maulidku ini akan tersebar ke tengah-tengah masyarakat, akan mengumpul-kan mereka kepada Allah dan akan membuat mereka dicintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jika seseorang menjadikan kitab maulidku ini sebagai salah satu wiridnya atau menghafalnya, maka rahasia (sir) Al-Habib shallallahu ‘alaihi wa sallam akan tampak pada dirinya. Aku yang mengarangnya dan mendiktekannya, namun setiap kali kitab itu dibacakan kepadaku, dibukakan bagiku pintu untuk berhubungan dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pujianku kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat diterima oleh masyarakat.
Ini karena besarnya cintaku kepada Nabi shallallahu alaihiwa sallam. Bahkan dalam surat-suratku, ketika aku menyifatkan Nabi shallaltahu ‘alaihi wa sallam, Allah SWT membukakan kepadaku susunan bahasa yang tidak ada sebelumnya. Ini adalah ilham yang diberikan Allah SWT kepadaku. Dalam surat menyuratku ada beberapa sifat agung Nabi shallaahu ‘alaihi wa sallam, andaikan Nabhani membacanya, tentu ia akan memenuhi kitab-kitabnya dengan sifat-sifat agung itu.
Munculnya Maulid Simtud Durar di zaman ini akan menyempurnakan kekurangan orang-orang yang hidup di zaman akhir. Sebab, tidak sedikit pemberian Allah SWT kepada orang-orang terdahulu yang tidak dapat diraih oleh orang-orang zaman akhir, tapi setelah maulid ini datang, ia akan menyempurnakan apa yang telah terlewatkan. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai maulid ini.
Maulid Hari Kamis Akhir Bulan Rabi’ul Awwal
Suatu hari, Habib Abdul Qadir bin Muhammad bin Ali Al-Habsyi, cucu penulis Simtud Durar berpidato:
“Wahai saudara-saudaraku. Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang agung dan karunia yang besar ini. Allah SWT bermurah kepada kita sehingga kita dapat mengadakan acara agung yang dahulu diselenggarakan sendiri oleh penulis kitab Maulid ini, pendiri acara yang agung ini sejak 90 tahun yang lalu. Acara itu dihadiri oleh masyarakat dari berbagai daerah. Ada yang datang dari Hijaz, Dhafar, Sawahil dan negara-negara lainnya. Ada yang memperkirakan, jumlah orang yang menghadiri maulid tersebut sekitar 30.000 orang.
Habib Ali membiayai keperluan mereka semua dan beliau juga mengurus jamuan dan kendaraan mereka. Sebab, saat itu tidak ada mobil atau pesawat. Semua orang datang dengan mengendarai onta dan kendaraan lain. Beberapa orang dan pegawai pemerintah mengkhawatirkan hal ini, “Wahai Habib Ali, manusia berdatangan dari segenap penjuru, bagaimana pembiayaannya” Habib Ali menjawab, “Kalian sambut saja mereka, bukalah rumah kalian untuk mereka, Allah nanti yang akan memberi mereka rezeki, bukan aku atau kalian. Bukalah rumah kalian untuk mereka, aku akan menyediakan segala sesuatunya kepada kalian. Jika ada yang kekurangan, pergilah ke tempat fulan dan fulan.” Beliau menyebutkan beberapa nama sehingga mereka dapat mendatangi orang-orang itu untuk mengambil semua yang diperlukan.
Maulid yang agung ini dihadiri oleh para munshib, dai dan ulama yang berasal dari berbagai daerah. Mereka semua berkumpul sehingga turunlah madad, kebaikan, keberkahan dan nafahat yang agung. Para munshib datang dengan rombongan hadhrah mereka: ada yang dari Syihr, Ghail dan dari berbagai tempat lain. Kota Seiwun dipadati oleh manusia sebagaimana dikatakan oleh Habib ‘Ali:
Seiwun memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh kota-kota lain.
Menjelang hari Kamis terakhir bulan Rabi’ul Awwal, para buruh meminta ijin dari majikan mereka untuk tidak masuk kerja. Pernah seorang buruh ditanya mengapa harus libur, ia menjawab: Wahai Habib, ketahuilah, waktuku setahun berlalu begitu saja; sia-sia. Sekarang yang kumiliki tinggal dua hari ini saja, yaitu hari-hari pembacaan maulid. Nanti, ketika manusia telah berkumpul di lembah itu, Habib ‘Ali akan berdiri dan menyeru orang-orang ke jalan Allah SWT, mengajak mereka bertobat dan mendoakan mereka, maka semua dosa dari orang-orang yang berkumpul di situ pasti diampuni.
‘Ammi ‘Umar bin Hasan Al-Haddad berkata, “Perhatikanlah, bagaimana kaum awam dapat menemukan sir.”
Wallahu A`lam..
Selanjutnya ...

Jumat, 23 Januari 2015

Al-Qur'an dan Terjemahannya Standar Kemenag

Membaca Al-Qur’an sebagai kalam Allah Subhanahu wa ta'ala merupakan kegiatan ibadah yang tidak pernah membosankan. Semakin dibaca dan dipahami, semakin banyak hikmah dan ilmu yang didapatkan. Tidak hanya itu, membacanya juga membuat hati dan jiwa menjadi tenang dan tentram. Karena Al-Qur’an adalah mukjizat sepanjang zaman yang diturunkan untuk kaum muslimin dan rahmat bagi sekalian alam.Silakan download di link di bawan ini :
1. Juz 1 sampai 10
2. Juz 11 sampai 15
3. Juz 16 sampai 20
4. Juz 21 sampai 25 dan 
5. juz 26 sampai 30
Selanjutnya ...
Designed By Published.. Blogger Templates