Memaknai HARDIKNAS 2013 : Dengan “ Mencari Ruh Pendidikan yang Hilang”
Sejarah silam membuktikan bahwa
secara kuantitas umat Islam di jaman Rasulullah sangatlah sedikit tetapi secara
kualitas mereka adalah orang-orang yang unggul dibidangnya. Umar Bin Khatab,
Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Ibnu Umar, Ibnu Mas’ud dll adalah para peemikir
dan ilmuwan besar . Dibidang entrepreneur lahirlah Utsman bib Affan,
Abdurrahman bin Auf dll. Di bidang Hukum lahirlah Ali bin Abi Thalib, Di bidang
Intelijen lahirlah Hudzaifah, dibidang bahasa lahirlah Zait bin Tsabit dll.
Mereka adalah orang-orang besar yang lahir kemuka bumi ini dengan pemikiran
cemerlang dan melebihi jamannya pada saat itu
Mengapa demikian ?
Pertama : tidak bisa dipungkiri bahwa mereka lahir dari bimbingan
sang maha guru yang tawadhu, jenius dan selalu mengamalkan ilmu yang
diajarkannya yaitu Rasulullah SAW. Kedua:
mereka adalah murid-murid sekaligus sahabat yang sangat menghormati sang guru
sehingga kode etik antara guru dan murid selalu terjaga “Sami’na wa Atho’na”
(Kami Dengar dan Kami Taat). Ketiga :
Ada rahmat dan keberkahan yang diperoleh dari proses transfer ilmu tersebut.
Ketiga alasan inilah yang menurut
saya menjadi alasan utama, pertama dan mendasar yang menggambarkan fenomena
pendidikan kita pada saat ini. Tentu masih banyak factor yang mempengaruhinya.
Misal : Semakin langkanya mencari sosok guru ideal mendekati (30-50%) sosok Rasulullah SAW.
Misal: Murud-murid kita adalah
sosok yang kritis karena ditempa oleh pesatnya jaman globalisasi dan menganut
paham kawanisme (Guru sama dengan kawan) sehingga menghormati guru menjadi
sesuatu yang sudah mulai kering, menipis bahkan hilang.
Dua misal diatas kemudian menjadi alasan Ilmu yang dtransfer
menjadi tidak berkah dan jauh dari manfaat. Na’udzubilahi Min dzalik
Solusinya adalah
Kita harus merekontruksi kembali visi, misi system Pendidikan
kita, pandangan hidup guru kita, misi kehidupan murid-murid kita tentang apa,
siapa, darimana, hendak kemana kita sebagaimana manusia beriman, tentang alam,
tentang lingkungan atau apapun yang mengitari kita.
Kalau proses rekontruksi tersebut berjalan dengan baik.
Insya Allah Rahmat dan Keberkahan itu akan turun kepada kita, keluarga kita,
masyarakat kita dan Negara kita. Wallahu ‘alam.
Kotabaru
18 Mei 2013
Dikeheningan
malam
Akhmad
Syafe’I, S. Ag
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan isikan saran dan komentar Anda. Terimakasih.